Rabu, 21 November 2012

Huda Ismail..

Semua karena kamu, kau adalah keajaiban di dalam hidupku. Kehadiranmu menambah warna dalam hidupku. Kau selalu menghiasi hariku dengan senyum..

Kisah Nabi Sulaiman

 



NABI SULAIMAN

Nabi Daud menjadi Raja Bani Israel hingga beliau mencapai usia lanjut. Berkat cara pemerintahan yang adil dan bijaksana, maka wujudlah keamanan, kemakmuran serta kemajuan di dalam segala lapangan di seluruh daerah kerajaan dan dirasai setiap warga kerajaan.
Kalau ada kejadian kecil saja yang menimpa rakyat, maka rakyat selalu memberitahukan kepada rajanya yang adil itu. Kejadian itu dapat diurus dengan segera oleh raja. Begitu pula kalau ada perselisihan antara rakyat dengan rakyat, tidak ada satu perselisihan pun yang terjadi yang tak dapat diselesaikan oleh Nabi Daud, dengan cara yang sebaik-baiknya dan seadil-adilnya pula. Nabi Daud dalam hidupnya diberkati oleh Allah dengan beberapa orang anak. Sulaimanlah yang paling pintar di antara anak-anak Nabi Daud itu. Kerana melihat akan kemajuan fikiran Sulaiman itu, Nabi Daud mempunyai kepercayaan penuh akan mulianya hari depan Sulaiman; sebab itu pendidikan kepadanya agak diistimewakan pula.
Setiap hari, Nabi Daud menyelesaikan beberapa perkara dan perselisihan antara rakyatnya, Sulaiman selalu berada disampingnya, agar Sulaiman bertambah jalan akal dan fikirannya dengan melihat sebab perselisihan dan cara cara penyelesaiannya yang ditetapkan oleh Raja Nabi Daud. Sekalipun Sulaiman dikala itu boleh dikatakan masih kecil, tetapi kerana kemajuan fikirannya yang luar biasa, dia telah dapat menangkap pelajaran dari apa yang disaksikannya itu, sehingga bertambah ilmu pengetahuan dan hikmat akalnya.Melihat kecekapan dan keluarbiasaannya itu, maka Daud telah menetapkan dalam hatinya, bahawa bila dia meninggal dunia nanti, maka Sulaimanlah yang akan menggantikannya menjadi Raja Bani Israel. Kerana ketetapan fikiran inilah makanya Sulaiman dididik demikian rupa, setiap hari melihat dan menyaksikan berbagai bagai perkara dan perselisihan yang diselesaikan oleh Nabi Daud.
Pada suatu hari, ketika Nabi Daud dan Sulaiman sedang duduk berdua, tiba tiba datang dua orang lelaki yang bermasalah untuk minta penyelesaian pula atas permasalahannya itu. Dengan segera Nabi Daud memeriksa perkara kedua orang itu dengan disaksikan oleh Sulaiman.
Seorang dari kedua orang itu lalu berkata: Saya mempunyai sebidang kebun yang sedang menghijau warnanya. kerana suburnya tanaman yang saya tanam di dalamnya, sehingga setiap orang yang melihat, akan gembira riang memandangnya. Tiba-tiba pada suatu hari, kebun itu dimasuki oleh kambing kepunyaan orang ini, sehingga semua tanaman yang sedang menghijau itu habis seluruhnya dimakan atau dirosakkan kambing itu.
Setelah ditanyakan kepada orang yang empunya kambing yang didakwa itu, dia pun membenarkan semua keterangan itu dengan tidak membantah sedikit pun. Hanya sekarang kedua orang yang bermasalah itu meminta ditetapkan hukum apa yang harus dijalankan. Nabi Daud menetapkan penyelesaian perkara ini, dengan mengambil kambing itu sendiri dari tangan orang yang empunya, lalu diserahkan kepada orang yang mempunya kebun, sebagai ganti kerosakan tanaman yang disebabkan oleh kambing itu.
Tetapi Sulaiman yang baru berumur sebelas tahun itu dengan segera berkata: Penyelesaian cara begitu kurang tepat, ada cara yang lebih baik dan lebih adil.
Nabi Daud, kedua orang yang bermasalah dan semua yang turut hadir menyaksikan perkara itu, sama tercengang menyaksikan keberanian Sulaiman dan menunggu-nunggu dengan sabar, cara bagaimana penyelesaian yang dianggap lebih baik oleh Sulaiman itu.
Sulaiman lalu berkata: "Lebih baik kambing itu dipinjamkan kepada orang yang punya kebun, dengan membolehkannya mengambil susunya, anak anaknya dan bulunya. Adapun kebun itu dipinjamkan kepada orang yang punya kambing, dia diwajibkan menanaminya dengan tanaman yang dirosaki kambingnya, sehingga kembali sebagaimana sebelum dirosaki; setelah itu kambing dikembalikan pula kepada yang empunya dan kebun pun dikembalikan pula kepada yang punya kebun. Inilah penyelesaian yang lebih dekat kepada keadilan dan yang lebih sah keputusannya dalam menghukum, kata Sulaiman seterusnya.
Semua orang yang hadir dan juga orang yang bermasalah dan Nabi Daud sendiri, sama mengakui akan adilnya keputusan secara demikian ini. Mereka mengagumi kebijaksanaan Sulaiman. Inilah tanda yang pertama diperlihatkan Tuhan pada diri Sulaiman, bahawa dia seorang yang akan jadi Nabi dan Rasul sebagaimana bapanya dan dia pulalah yang paling layak menjadi raja, menggantikan bapanya yang sudah tua itu.



Sabtu, 17 November 2012

Karena Aku Mencintaimu

Wahai ukhti..

karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu

karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat dengan mu

karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

 

karena cintaku kepadamu,

tak akan aku biarkan cermin hatimu menjadi buram

tak akan aku biarkan telaga jiwamu menjadi keruh

tak ku biarkan perisaii qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

 

karena cinta ini

ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,

ku tak ingin memepesonamu,

ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,

ataupun menaruh harap pada ku

 

Maka biarlah...

aku bersikap tegas padamu, 

biarlah seolah aku acuh tak memperhatikanmu,

biarkan aku bersikap dingin,

tidak mengapa kau tidak menyukai aku,

bahkan membenciku sekalipun, tidak masalah bagiku...

 

semua itu karena aku mencintaimu

demi keselamatanmu

demi kemuliaanmu..